Pesantren Bukan Bengkel, Membangun Pemahaman Tentang Pesantren

Pesantren Bukan Bengkel, Membangun Pemahaman Tentang Pesantren

Smallest Font
Largest Font

Harianindonesia.net, Jakarta - Secara praktis, di Indonesia terdapat tiga jalur penyelenggaraan pendidikan (formal, nonformal, dan informal). Pondok pesantren merupakan salah satu dari lembaga informal, terutama dalam bidang keagamaan, dan merupakan pusat pembelajaran ilmu agama dan juga merupakan lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia. 

Sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak generasi muslim yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas tentang agama. Namun, sering kali muncul pandangan yang mereduksi fungsi pesantren menjadi sekadar "bengkel" yang bertugas memperbaiki perilaku individu yang dianggap bermasalah.

Opini ini berusaha untuk mengangkat tema "pesantren bukan bengkel" dan menegaskan bahwa pesantren adalah pusat pendidikan dan pembinaan karakter yang memiliki misi yang jauh lebih luas dan mendalam yang dimana orang tua juga memiliki tanggung jawab yang penuh untuk pengimplementasiannya di masyarakat.

Pesantren bukan hanya tempat bagi mereka yang bermasalah secara moral atau perilaku. Seringkali pesantren dijadikan sebagai bahan ancaman oleh orang tua ketika anaknya nakal atau tidak mau menurut perkataannya.

Padahal Pesantren adalah institusi pendidikan yang mengajarkan ilmu agama secara komprehensif, membina akhlak mulia, dan menyiapkan santri untuk menjadi pemimpin yang berintegritas di masyarakat. Dalam pesantren, santri tidak hanya belajar tentang ritual dan hukum Islam, tetapi juga tentang nilai-nilai kehidupan seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja keras. 

Pesantren juga memiliki kurikulum yang mencakup berbagai disiplin ilmu, mulai dari fiqh, tauhid, tafsir, hingga bahasa asing seperti bahasa Arab dan bahasa Inggris. Pembelajaran ini dilengkapi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial yang bertujuan untuk membina karakter santri. Misalnya, melalui shalat berjamaah, kajian kitab kuning, dan berbagai kegiatan kemasyarakatan, santri diajarkan untuk hidup secara disiplin, mandiri, dan berempati terhadap sesama.

Misi pesantren jauh melampaui sekadar memperbaiki perilaku. Pesantren bertujuan untuk melahirkan generasi yang tidak hanya paham tentang agama, tetapi juga mampu mengaplikasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.

Santri diajarkan untuk menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan dan kemajuan bagi masyarakat. Ini sejalan dengan visi pesantren untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan beradab.

Pesantren juga berperan sebagai pusat inovasi dalam pendidikan Islam. Banyak pesantren yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan umum dengan ilmu agama, sehingga santri mendapatkan pendidikan yang holistik.

Selain itu, pesantren sering kali menjadi laboratorium sosial di mana berbagai program pemberdayaan masyarakat dilaksanakan, seperti koperasi pesantren, pelatihan keterampilan, dan kegiatan ekonomi kreatif.

Untuk mengubah pandangan bahwa pesantren adalah "bengkel", masyarakat dan khususnya orang tua perlu memahami dengan lebih komprehensif tentang peran dan fungsi pesantren, serta tidak lagi menjadikan pesantren sebagai senjata untuk mengancam anak yang susah untuk didik sendiri di rumah.

Orangtua juga seharusnya tidak melepaskan tanggung jawabnya ketika anaknya sedang melalui pendidikan di pesantren, karena untuk mewujudkan santri yang berakhlak mulia, dan menyiapkan santri untuk menjadi pemimpin yang berintegritas di masyarakat,  peran dan tanggung jawab orang tua sangat diperlukan.

Massa, pemerintah, dan tokoh-tokoh masyarakat juga harus bekerja sama untuk mempromosikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang penuh dengan inovasi dan dedikasi dalam mencetak generasi yang unggul dan berakhlak mulia.

Pesantren bukan bengkel. Pesantren adalah lembaga pendidikan yang berperan penting dalam pembinaan akhlak dan karakter generasi muda.

Pesantren memiliki misi yang mulia dalam mencetak pemimpin masa depan yang berintegritas dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengapresiasi dan mendukung pesantren dalam menjalankan perannya yang sangat strategis ini. Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat bersama-sama memajukan pendidikan Islam di Indonesia. (Resky)

Wahidah Ulfiatussaadah:  Peserta Intermediate Training Latihan Kader II HMI Cabang Jakarta Selatan

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Admin Author

What's Your Reaction?

  • Like
    4
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow