Apakah Ganti Menteri Ganti Lagi Sistem Evaluasi Pendidikan di Indonesia?

Apakah Ganti Menteri Ganti Lagi Sistem Evaluasi Pendidikan di Indonesia?

Smallest Font
Largest Font

PENDIDIKAN - Sistem evaluasi pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Mulai dari Ujian Negara pada tahun 1950 hingga Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) pada 1980-an. Nama "Ujian Nasional" mulai digunakan pada 2005. Pada 2015, UN tidak lagi menentukan kelulusan siswa. Mulai 2021, UN resmi dihentikan dan digantikan oleh Asesmen Nasional. 

Langkah ini diambil Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebagai bagian dari inisiatif “Merdeka Belajar” yang bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang lebih tepat dan holistik. Salah satu inovasi ANBK yang paling penting adalah tidak hanya berfokus pada aspek kognitif seperti keterampilan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga pada aspek non kognitif seperti kepribadian dan sikap siswa. Dengan pendekatan ini, ANBK memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai mutu pendidikan di berbagai sekolah dan daerah, yang menjadi dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan lebih lanjut seluruh sistem pendidikan.

ANBK berbeda dengan UN karena tidak digunakan untuk menentukan kualitas sekolah. Di sisi lain, hasil ANBK digunakan sebagai umpan balik bagi satuan pendidikan untuk evaluasi diri dan peningkatan mutu pembelajaran. Misalnya, platform Rapor Pendidikan memberikan laporan hasil ANBK kepada sekolah dan pemerintah daerah untuk menganalisis data secara komprehensif dan mengidentifikasi penyebab permasalahan pendidikan. Sehingga memungkinkan intervensi yang lebih, terukur, akurat dan efektif.

Pendekatan ANBK sebagai sistem evaluasi pendidikan di Indonesia banyak mendapat kritik dari para pemerhati pendidikan. Kritik terhadap Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di Indonesia terutama terkait dengan tantangan infrastruktur dan kesenjangan digital di berbagai daerah, terutama daerah terpencil. Banyak sekolah di daerah terpencil kesulitan menerapkan ANBK karena kurangnya peralatan komputer dan akses internet yang dapat diandalkan. Selain itu, guru juga kesulitan beradaptasi dengan penggunaan perangkat komputer  dan penggunaan teknologi.

Meski demikian, banyak juga yang memuji efektivitas penerapan ANBK yang berdampak besar terhadap kesehatan mental siswa. ANBK dipuji karena mengukur kemampuan siswa secara lebih holistik, tidak hanya dari sisi kognitif melalui literasi dan numerasi, tetapi juga karakter dan lingkungan belajar. Ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang proses pendidikan dan perkembangan siswa​.
Namun belakangan ini, ada wacana Ujian Nasional akan dilaksanakan kembali untuk mengevaluasi pembelajaran siswa. Ada beberapa pihak khawatir ini akan menambah tekanan pada siswa dan menciptakan dampak negatif dalam pembelajaran. Karena UN tidak mengukur kemampuan siswa secara holistik. Pemerintah masih mengkaji opsi terbaik untuk evaluasi pendidikan nasional di masa depan. (Resky)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow